Pemupukan pada Tanaman Padi
Untuk memperoleh yg akan terj
adi gabah yg tinggi dengan tetap mempertahankan kesuburan tanah, jadi butuh dilakukan kombinasi pemupukan antara pupuk anorganik dengan pupuk organik. Keuntungan dari applikasi kombinasi kedua tipe pupuk tersebut ialah kekurangan sifat pupuk organik dipenuhi oleh pupuk anorganik, sebaliknya kekurangan dari pupuk anorganik dipenuhi oleh pupuk organik.
Tanaman padi memerlukan tak sedikit hara N dibanding hara P ataupun K. Hara N bertujuan sebagai sumber bahan untuk pertumbuhan tanaman, pembentukan anakan, pembentukan klorofil yg penting untuk proses asimilasi, yg pada akhirnya memproduksi pati untuk pertumbuhan dan pembentukan gabah. Hara P bertujuan sebagai sumber tenaga untuk memenuhi nilai nasib tanaman semacam keserempakan tumbuh dan pematangan. Sementara itu hara K bertujuan sebagai komponen pendukung berlangsungnya reaksi ensim dalam tanaman. Selain itu bertujuan juga membenahi rendemen gabah, ketahanan kepada kekeringan, ketahanan kepada penyakit tanaman, dan nilai gabah. Dengan demikian untuk memperoleh gabah dengan kuantitas tinggi dan nilai yg baik jadi tanaman butuh diberi hara yg lengkap.
Pemberian hara dalam bentuk pupuk bisa dilakukan berdasarkan fase pertumbuhan tanaman, ataupun dengan menonton penampilan tanaman di lapangan. Salah satu tutorial pemberian pupuk Urea pada tanaman padi ialah dengan mengawasi perubahan warna daun dengan bantuan alat yg dinamakan bagan warna daun (BWD). Bagan warna daun berupa alat berbentuk “kartu” yg mempunyai warna dari hijau belia hingga hijau tua, dengan skala 1 – 4 alias 1 – 6. Untuk menentukan ketika pemupukan N, pada hamparan tanaman padi, diambil dengan cara random sebanyak 15 – 20 rumpun contoh, kemudian cocokan warna daunnya dengan warna hijau pada alat BWD. Bila rata-rata pengawasan warna hijau daun berada di skala warna 3 alias lebih rendah lagi (pada BWD 4 skala) alias di skala 4 alias lebih rendah lagi (pada BWD 6 skala) jadi tanaman segera dipupuk N (Urea dan sejenisnya) sebab tanaman sudah mengalami lapar hara N. Namun kalau pada monitoring BWD diperoleh rata-rata lebih dari skala 3 (pada BWD 4 skala) alias lebih dari skala 4 (pada BWD 6 skala), jadi tanaman tak butuh diberi pupuk N (Urea) sebab tanaman tetap sanggup memperoleh hara N dari tanah. Monitoring pemberian pupuk dengan alat BWD dilakukan semenjak 14 HST hingga fase berbunga (63 HST) setiap 7 hari sekali. Banyaknya penambahan Urea, kalau terjadi kekurangan hara N ialah 70 kg Urea/ha. Berdasar pengalaman tutorial pemberian Urea semacam itu bisa dihemat rata-rata 100 kg/ha tanpa menurunkan yg akan terjadi gabah.
Bila pemberian pupuk dilakukan dengan cara berkala berdasarkan fase pertumbuhan tanaman, jadi pemberian pupuk untuk padi hibrida sebaiknya pada umur 7 – 10 hari seusai tanam (HST), 21 HST dan 42 HST, masing-masing sebanyak 75 kg Urea, 100 kg SP-36 dan 50 kg KCl per hektar; 150 kg Urea per hektar, dan 75 kg Urea dan 50 kg KCl per hektar. Pupuk Urea butuh diberikan sebanyak 3 kali, supaya pemberian pupuk N menjadi lebih efisien terserap oleh tanaman padi hibrida. Sedangkan pemberian pupuk KCl dilakukan 2 kali, supaya proses pengisian gabah menjadi lebih baik dibanding dengan satu kali pemberian bersamaan dengan pupuk Urea pertama.
Pemberian hara P dan K bisa ditentukan berdasar yg akan terjadi analisis tanah alias menonton status hara P dan K dari peta status hara. Secara umum hara P dan K tak butuh diberikan setiap musim. Hara P bisa diberikan tiap 4 animo sekali sedangkan hara K bisa tiap 6 animo sekali. Hal ini dikarenakan pupuk P yg diberikan ke tanah, hanya ± 20 % nya terserap tanaman sedang sisanya terakumulasi dalam tanah, sementara itu pupuk K yg diberikan ke dalam tanah, hanya terserap tanaman ± 30 % dan sisanya terakumulasi dalam tanah. Sementara itu sumbangan hara K dari air pengairan juga lumayan tinggi ± 23 kg K2O/ha/musim alias setara dengan 38 kg KCl/ha/musim. Sumbangan hara bersumber dari tanah juga lumayan potensial. Besar sumbangan N, P dan K bersumber dari tanah bisa dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Kebutuhan hara, sumbangan hara dari tanah dan defisit hara..
Target Hasil (t/ha)
Kebutuhan Hara (kg/ha)
Sumbangan Hara dari Tanah (kg/ha)
Defisit Hara Tanaman (kg/ha)
5 ton/ha
N : 90 kg
N : 40 – 65 kg
N : 25 – 50 kg
P : 16 kg
K : 12 – 19 kg
P : 0 – 4 kg
K : 90 kg
K : 60 – 100 kg
K : 0 – 30 kg
Suplai hara dari tanah tergantung pada kesuburan tanahnya. Kriteria tanah subur/tidak subur antara lain bisa dilihat pada Tabel 2. Bila para petani bersedia mengembalikan semua jerami ke dalam tanah sawah, jadi tak butuh lagi menambahkan pupuk KCl, sebab sebanyak 80 % hara K yg diserap oleh tanaman padi terakumulasi dalam jerami. Kenyataan yg terjadi tak sedikit para petani lebih bahagia membakar jerami alias mengeluarkan jerami dari sawahnya untuk media jamur merang alias dibuang begitu saja. Pada pembakaran jerami jadi semua N dan sebagian P dan K yg ada dalam jerami hilang. Dampak negatif lainnya dari pembakaran jerami antara lain mikro organisme tanah terganggu, tanah menjadi padat, kesuburan tanah menurun sebab bahan organik tanah ikut terbakar, dan terjadi polusi udara.
Tabel 2. Kriteria tanah subur, sedang dan tak lebih subur
Sifat Kimia Tanah
Tidak Subur
Subur
Sangat Subur
BO tanah
rendah (C-org < 1%)
Sedang (C-org 1-1,5 %
Sedang – tinggi (C-org 1,5 – 2,5%)
KTK tanah
Rendah (< 10 me/100 g)
Sedang (10 – 20 me/100 g)
Tinggi ( > 20 me/100 g)
Hara tersedia
Rendah (P-olsen < 5 ppm), K-dd < 0,15 me/100 g
Sedang (P-olsen 5-10 ppm), K-dd 0,15 – 0,30 me/100 g
Tinggi (P-olsen > 10 ppm), K-dd > 0,3o me/100g
Hasil gabah tanpa pupuk
2,5 t/ha
4,0 t/ha
> 4,0 t/ha
Sumbangan N dari tanah
30 kg/ha
50 kg/ha
70 kg/ha
Sumbangan P dari tanah
10 kg/ha
15 kg/ha
25 kg/ha
Sumbangan K dari tanah
50 kg/ha
75 kg/ha
100 kg/ha
Sebagai pengganti pupuk anorganik kalau terjadi kelangkaan pupuk, ataupun harga pupuk pabrik yg mahal, bisa dipakai pupuk organik dalam bentuk Azolla, Sesbania, Gliricidia, orok-orok dan petai cina. Kelebihan pupuk hijau tersebut ialah sanggup menambat N bersumber dari udara dalam jumlah yg lumayan besar dan tumbuh dengan cepat. Sebagai gambaran, tanaman Azolla sanggup menambat N dari udara sebanyak 60 kg N/ha, Sesbania : 267 kg N/ha, Gliricidia : 42 kg N/ha, Orok-orok : 110 kg N/ha dan petai cina : 200 kg N/ha. Secara umum dikatakan bahwa pupuk hijau sanggup memenuhi kebutuhan hara N sebanyak 80 % kebutuhan N tanaman. Pemberian pupuk hijau bisa dilakukan dengan tutorial membenamkan daun-daunnya ke dalam tanah pada waktu pengolahan tanah.
Kombinasi pemberian pupuk organik dan anorganik untuk padi hibrida sangat dianjurkan. Pupuk organik yg dianjurkan berupa pupuk sangkar alias kompos jerami sebanyak 2 ton per hektar setiap musim, sedangkan pupuk anorganik yg diharapkan ialah Urea, SP-36 dan KCl masing-masing sebanyak 300 kg, 100 kg dan 100 kg per hektar.
Komentar
Posting Komentar