Inovasi Ternak Yang Wajib Dicoba



Beberapa peternak mencari dan menerapkan beberapa inovasi ternak guna meningkatkan produktivitas ternaknya. Beberapa jenis hewan yang biasa diternak cukup kebanyakan diantaranya ayam, burung, ikan, sapi, kerbau, domba, kambing dan masih kebanyakan lagi.


Setiap peternak memiliki harapan tujuan yang sama yaitu memperlihatkan pakan dan cara beternak yang berkualitas guna memperlihatkan perawatan yang baik dan berkualitas. Tidak sedikit juga yang mencari inovasi ternak terbaru dan modern untuk diterapkan dalam beternak.


Beberapa inovasi ternak yang sanggup kamu coba

Memberikan pangan limbah

Mungkin kedengaran agak aneh memperlihatkan pakan ternak berupa limbah. Limbah yang dimaksud adalah sisa makanan seperti sisa roti atau produk pertanian yang sanggup diolah untuk pakan ternak ayam. Cara ini cukup efektif dan bermanfaat. Selain hemat dan mudah, ini juga sanggup dimanfaatkan untuk mengurangi limbah.


Peternakan Limburg dari Belanda

Peternakan ini termasuk peternakan yang cukup inovatif dan menarik perhatian. Peternakan ini memanfaatkan tenaga surya untuk memenui kebutuhan energi ayam dalam memproduksi hariannya. Ayam yang dipelihara dengan cara ini faktanya mengahsilkan telur yang bebas CO2. Cara ini cukup unik dan sudah mulai diterapkan beberapa peternak.

Metode Hi-fer

Metode yang satu ini memanfaatkan teknologi untuk mendapatkan info produksi, pemanenan , pengelolaan dan penyimpanna kemasan pakan. Pakan dikemas dalam plastik polibag sehingga mudah dalam pendistribusiannya. Penggunaannya cukup simple dan praktis sehingga sanggup memudahkan peternak.


Inseminasi Buatan

Metode ini diterapkan pada hewan berbobot besar seperti sapi, kerbau dan sejenisnya. Cara kerja Insemnia Buatan ini adalah mengambil semen dari ternak jantan menggunakan alat khusus kemudian disuntikkan ke ternak betina menggunakan insemination gun yaitu alat yang digunakan untuk melakukan metode ini.


Transfer Embrio

Hampir seperti dengan inseminasi buatan, transfer embrio juga melakukan transfer embrio dari satu hewan ke hewan lain dengan jenis hewan yang sama. Bedanya, pada metode ini hewan yang berperan adaah betina dengan betina. Transfer embrio ini memiliki cara kerja yang cukup unik, yaitu embrio dikoleksi pada ternak betina kemudian ditransplantasi ke betina lain untuk melanjutkan kehamilan ternak.

Itu beberapa inovasi yang sudah cukup kebanyakan diterapkan oleh peternak. Jika anda tertarik anda boleh mencoba melainkan harus hati-hati. Pastikan ada ahli atau yang lebih paham dalam menerapkan metode yang akan anda terapkan.

Produksi pangan hasil ternak yang tidak cukup disuplai dari produksi dalam negeri (faktanya masih banyak yang diimpor), maka inovasi harus dilakukan dalam rangka mendukung peningkatan kapasitas produksi dalam negeri karena meningkatnya kebutuhan pangan hasil ternak. Hal ini sekaligus memberikan peluang bagi generasi muda untuk memasuki dunia industri peternakan, yang sebenarnya masih sangat prospektif.


“Jika peluang ini tidak diambil dengan dukungan teknologi dan inovasi, maka akan diambil orang lain dan kita akan semakin bergantung pada produk pangan impor. Ketergantungan pangan dan bahan pangan impor yang semakin tinggi akan sangat membahayakan kedaulatan bangsa dan negara kita,” ujar Ali.


Acara SIMANSTER ke-3 ini mengundang para narasumber praktisi seperti Ir. Tumiyono, MBA, CEO dan proprietor PT Widodo Makmur Group, Jakarta, yang memiliki pengalaman panjang di bidang usaha peternakan. Sebagai pelaku usaha berpengamalam, sensitivitas terhadap dinamika persoalan baik makro maupun mikro di Indonesia, termasuk bagaimana tetap live to tell the tale dan berkembang dalam kondisi perekonomian sulit, telah dijelaskan. Narasumber lain adalah Pimpinan Kantor Wilayah BNI Yogyakarta, Bapak Moh. Hisyam, yang menyampaikan strategi dan pentingnya dukungan kelembagaan khususnya dari aspek permodalan. Ir. Nafiatul Umami, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM. ASEAN. Eng., dosen Peternakan UGM, menyampaikan perkembangan inovasi hijauan pakan ternak.  Selain itu, dihadirkan pula narasumber dari Wageningen University, Belanda, yaitu Dr. Simon Oosting, yang membahas berbagai isu seperti pemanasan world dan sistem peternakan terpadu dalam mendukung pertanian berkelanjutan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Pemupukan Cabai Untuk Mencegah Datangnya Penyakit

Cara Merawat Tanaman Cabe Supaya Cepat Berbuah

Memelihara Anak Ayam yang berkualitas